LAPORAN
BIOLOGI Uji Glukosa Dan Protein Dalam Urin Dan Darah
Tugas individu
LAPORAN BIOLOGI
Uji Glukosa Dan
Protein Dalam Urin Dan Darah
Di susun oleh :
Nama: BangPintar
SMA NEGERI TAHUN AJARAN 2014/2015
BAB 1
Pendahuluan
A.Tujuan
1.Untuk mengetahui kandungan glukosa dan protein dalam urine
2. Mengukur kadar glukosa dan protein dalam darah
B.Landasan Teori
1.Urin
Urine atau air seni atau air kencing merupakan
cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal kemudian dikeluarkan dari dalam
tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urine diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga
homeostasis cairan tubuh. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urine
normal biasanya berwarna kuning, berbau khas jika didiamkan berbau ammoniak, pH
berkisar 4,8 – 7,5 dan biasanya 6 atau 7. Berat jenis urine 1,002 – 1,035.
Volume normal perhari 900 – 1400 ml.
KANDUNGAN DALAM URINE
1. Air sebanyak 95 %
2. Urea, asam urat(2-6 mg) dan ammonia
3. Zat warna empedu (Bilirubin dan Biliverdin)
4. Garam mineral, terutama NaCl (Natrium Chlorida)
5. Zat-zat bersifat racun seperti sisa obat dan
hormon.
GLUKOSA
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen dalam
hati dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi oleh 3 macam hormon yang
dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon-hormon itu adalah : insulin,
glukagon, dan somatostatin.
Glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah
yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen di
hati dan otot rangka. Produksi
insulin yang berlebih juga dapat menjadi menyebab gula darah rendah.
Berikut rincian dari kadar gula darah normal:
·
Gula darah berpuasa, sebelum makan atau
setelah bangun pagi (110-126 mg/dl)
·
Gula darah setelah makan (150-200 mg/dl)
·
Gula darah malam hari (125-144 mg/dl)\
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui
kandungan gula pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan
beberapa disakarida seperti laktosa dan maltosa. Uji benedict menggunakan
larutan fehling ataupun benedict yang berfungsi memeriksa kehadiran gula
pereduksi dalam suatu cairan..
Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit
menyebabkan perubahan warna dari seluruh
larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan
pada dasar tabung. Uji benedict lebih
peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar,
karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan.
Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal
Amerika, Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict
lahir di Cincinnati dan studi di University of Cincinnati. Setahun kemudian dia
pergi ke Yale University untuk mendalami Physiology dan metabolisme di
Department of Physiological Chemistry..
Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida
pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan
sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selamaa 4-10 menit.
Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya
glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan
glukosa tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict.
Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui
ikatan glikosidic sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas
dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi. Uji Benedict
dapat dilakukan pada urine untuk mengetahui kandungan glukosa. Urine yang
mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine
diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk
memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa
yang mengindikasikan penyakit diabetes.
PROTEIN
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung
unsur C,H,O dan N . Protein sangat penting sebagai sumber asam amino yang
digunakan untuk memnbangun struktur tubuh. Selain itu protein juga bisa
digunakan sebagai sumber energi bila terjadi defisiensi energi dari karbohidrat
dan/atau lemak. Sifat-sifat protein beraneka ragam, dituangkan dalam berbagai
sifatnya saat bereaksi dengan air, beberapa reagen dengan pemanasan serta
beberapa perlakuan lainnya.
Erat kaitannya dengan protein yang larut dalam darah
maka berdasarkan kelarutannya maka protein
dapat kita klasifikasikan menjadi berbagai macam kelompok yang di
antaranya adalah yang pertama terdapat protein albumin yang merupakan protein
yang dapat larut dengan air dan terkoagulasi dengan panas. Contoh yang dapat
kita temui pada protein jenis ini terdapat pada albumin serum, albumin pada
kuning telur dan juga ada laktalbumin yang terdapat dalam susu. Selanjutnya
adalah protein globulin ini merupakan jenis protein yang tidak larut dalam air
dan terkoagulasi oleh panas namun dapat larut pada larutan garam yang encer
serta akan terjadi pengendapan apabila terdapat pada larutan garam dengan kadar
yang tinggi. Contoh dari protein ini terdapat pada ovoglobulin pada kuning
telur serta legumin pada kacang almond serta pada beberapa kandungan protein
lainnya. Selanjutnya ada jenis protein glutelin yang merupakan jenis protein
yang tidak larut pada larutan netral namun demikian dapat terlarut pada cairan
asam maupun basa yang bersifat encer. Contoh dari protein ini sendiri dapat
kita temui pada oriznin yang tepat di beras. Lalu ada protein histon, protein
jenis ini memiliki sifat larut dalam air namun tidak dapat terlarut pada
larutan amonia encer. Protein ini dapat pula terkoagolasi dengan panas sehingga
dengannya dapat larut kembali pada larutan asam yang bersifat encer. Ini dapat
diberikan contoh globin pada hemoglobin. Protamine merupakan jenis protein yang
terakhir yang bersifat sederhana karena dapat terlarut dalam air dan tidak
terkoagulasi dengan panas. Protein ini terdapat pada salmin yang ada pada ikan
salmon. Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus
yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal
ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin.
Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam
urine disebut proteinuria.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria
adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes,
pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan
kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract
infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja
jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi.
C.Alat dan Bahan
1. Alat dan Bahan uji glukosa dan protein dalam
urine
a.alat:
ü Tabung
reaksi Pirex 9 buah
ü Tabung
reaksi Biasa 9 buah
ü Pipet tetes
9 buah
ü Lampu Spirtus
ü Korek
api
ü Rak
tabung reaksi 2 buah
ü Penjepit tabung reaksi
ü Penghitung
waktu
b.bahan:
ü Urine
(dari 9 orang yang berbeda)
ü Benedict
ü Biuret
2.alat dan bahan
uji kadar glukosa dan protein dalam darah
a.alat:
ü Alat
uji gula dalam darah
ü Jarum
penusuk
b.bahan:
ü strip
gula darah
ü darah
dari seorang praktikan
ü kapas
ü alkohol
D.Cara Kerja
a.urine
uji glukosa
1.
Diberi label pada setiap tabung reaksi
Pirex untuk uji glukosa pada urine
2.
Mengisi 9 jenis urine ke dalam 9 tabung
reaksi sebanyak 15 tetes secara terpisah.
3.
Tabung reaksi jenis Pirex diteteskan 15
tetes benedict untuk uji glukosa
4.
Setelah itu larutan urine dan benedict
dipanaskan diatas api spirtus (jangan sampai mendidih sekali) dengan dijepit
dengan penjepit tabung reaksi, dengan hati-hati, jangan lupa arahkan mulut
tabung reaksi ke tempat terbuka (jangan kehadapan anda).
5.
Ditunggu sekitar 1 menit dan dicatat perubahan
warna yang dihasilkan setelah dipanaskan
Uji protein
1.
Diberi label pada setiap T. Reaksi biasa
untuk uji protein pada urine
2.
Mengisi 9 jenis urine ke dalam 9 tabung
reaksi sebanyak (15 tetes) secara terpisah
3.
Tabung
biasa diteteskan 15 tetes biuret untuk uji protein pada urine.
4.
Dan
di tunggu beberapa menit dan dicatat perubahan warna yang dihasilkan
pada larutan .
b. Darah
uji kadar glukosa dan protein
1.
kulit praktikan yang akan di ambil
darahnya di sterilkan
2.
tusuk jari praktikan dengan jarum penusuk
hingga mengeluarkan darah
3.
lalu darah di ambil dan di teteskan pada
strip gula darah
4.
tunggu beberapa saat t kalau stabil baca kadar glukosa darah.
BAB 2
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.Hasil
Pengamatan
Tabel pengamatan Uji glukosa dalam urine
Sampel
urin
|
Warna
awal
|
Warna
akhir
|
Kesimpulan
|
A
|
Biru
|
Biru
keruh (E)
|
-
|
B
|
Biru
|
Hijau
(E)
|
+
|
C
|
Biru
keruh
|
Kuning
tua (E)
|
++
|
D
|
Biru
|
Hijau
tua (E)
|
+
|
E
|
Biru
|
Hijau
bening (E)
|
_
|
F
|
Biru
|
Kuning
keruh (E)
|
++
|
G
|
Biru
bening
|
Kuning
keruh (E)
|
++
|
H
|
Biru
keruh
|
Coklat
(E)
|
_
|
I
|
Biru
bening
|
Kuning
bening (E)
|
++
|
Ket:
(E):ada endapan
- : tidak mengandung glukosa
+ : mengandung glukosa
1%
++ : mengandung
glukosa 2%
Tabel pengamatan
Uji protein dalam
Sampel
urin
|
Warna awal
|
Warna akhir
|
Kesimpulan
|
A
|
Biru
|
Biru muda
|
-
|
B
|
Biru
|
Biru muda
|
-
|
C
|
Biru
|
Biru bening
|
-
|
D
|
Biru
|
Biru keruh
|
-
|
E
|
Biru
|
Biru bening
|
-
|
F
|
Biru
|
Biru keruh
|
-
|
G
|
Biru
|
Biru muda
|
-
|
H
|
Biru
|
Biru keruh
|
-
|
I
|
Biru
|
Biru keruh
|
-
|
Ket: - : tidak mengandung protein
+ : mengandung
protein
Kadar glukosa dalam darah (kencing manis)
Ø Normal
↘Sesudah
makan (200 mg/dl)
Kadar protein dalam darah ( asam urat)
Ø 12
→ normal pr (2 – 6)
↘tinggi
B.Pembahasan
1.
Uji glukosa dan protein pada urin
Dari
hasil yang telah di dapat maka dapat dikatakan urine yang mengandung glukosa
adalah urine yang jika di campur dengan larutan benedict akan meng-hasilkan
warna merah bata (setelah di panaskan)
§ tidak
megandung glukosa yaitu: urin E(hijau bening) dan H (coklat)
§ mengandung
glukosa 1 % yaitu : urin A(biru tua),B(hijau tua) dan D(hijau tua)
§ mengandung
glukosa 2 % yaitu : urin C(kuning
tua),F(kuning tua),G (kuning tua)dan I(kuning)
Dari
teori seorang yang urinenya mengandung protein ditandai dengan, jika urine di
campur dengan larutan biuret akan menghasilkan perubahan warna menjadi ungu.
Dan menurut data dari kelompok kami yang positif urinenya mengandung protein
dan menderita penyakit proteinuria, yaitu : tidak seorang pun.Urin A(biru
muda),B(biru muda),C(biru muda),D(biru),E(biru muda),F(biru),G(biru muda),H(biru),I(biru)
Beberapa
keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal
(glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid),
infeksi saluran kemih (urinary tract infection) dan lain-lain.
Adanya
endapan saat melakukan tes urine menguji kandungan glukosa, setelah di
panaskan, itu bertanda adanya zat-zat yang tidak terserap, tetapi seharusnya
zat itu di serap oleh tubuh. Misalnya zat kreatin, dan lain-lain.
2.
Uji glukosa dan protein dalam darah
Kadar
gula pada orang puasa adalah <126,pada orang yang tidak berpuasa normalnya
<200.dan jika lebih dari itu bisa menunjukkan gejala diabetes melitus.pada
data di atas glukosa darah praktkan adalah 200 mg/dl,yaitu normal.
Kadar
dalam protein dalam darah yang normal adalah 2-6,pada data kadar proteinnya
tinggi yaitu 12,sehingga beresiko terkena penyakit asam urat
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
·
Urine dikatakan tidak mengandung glukosa( normal) jika warna urine pada tabung reaksi setelah
ditambahkan larutan biuret kemudian tidak berwarna unggu.jika terdapat
kandungan protein dalam urine, maka ginjal mengalami kelainanatau gangguan
akibat terdapat kebocoran pada
ginjal bagian glomerulus yang berfungsi sebagai penyerapan senyawa
yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk protein
·
Urine dikatakan normal jika warna urine
pada tabung reaksi setelah ditambahkan larutan benedict kemudian dipanaskan
adalah kuning keputihan Jika pada urine terdapat glukosa, maka ginjal bagian
tubulus tidak berfungsi. Pada ginjal normal, glukosa dan asam amino meresap
melalui peristiwa difusi pada daerah tubulus.
·
Tinggi nya kadar gula dalam darah dapat
menyebabkan penyakit kencing manis(Diabetes melitus)
·
Tingginya kadar protein dalam
darah menyebabakan penyakit asam
urat
B.Saran
v Sebaiknya
siswa menggunakan perlengkapan praktikum seperti baju
praktek,sarung tangan dan masker
v Sebaiknya
jumlah tabung reaksi jenis tahan api (pirex) di perbanyak jumlahnya
v Sebaiknya
bahan-bahan praktikum terutama urin
menggunakan tempat yang bagus(bukan
kantong plastik)
v Sebaiknya
alat-alat yang di gunakan di bagikan secara merata kepada seluruh kelompok
Daftar pustaka
Maryati,
Sri.2007.Biologi:Jilid 2 untuk SMA Kelas XI.Jakarta:Erlangga
Lestari,
Endang.2009.Biologi 2 : Makhluk Hidup dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas XI
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidkan Nasional
Rosmalah.2013.modul
biologi.Sebatik,SMA Negeri 1




Uji
glukosa

No comments:
Post a Comment